Kasus Pemerasan DWP Berujung Mutasi Direktur Narkoba Polda Metro Jaya
Kasus dugaan pemerasan yang terjadi di acara Djakarta Warehouse Project (DWP) terus menjadi perhatian publik. Imbas dari skandal tersebut, Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mukti Juharsa, resmi dimutasi dari jabatannya. Mutasi ini diumumkan dalam surat telegram Kapolri yang dirilis pada Selasa (26/12), menandai langkah tegas kepolisian dalam menangani kasus yang mencoreng institusi tersebut.
Kasus ini bermula saat sejumlah pengunjung DWP 2023 mengaku menjadi korban pemerasan oleh oknum aparat yang bertugas di lokasi. Mereka mengungkapkan bahwa oknum tersebut meminta uang dalam jumlah besar sebagai ganti atas tuduhan dugaan kepemilikan narkoba yang tidak terbukti.
Kejadian ini segera menjadi sorotan, mengingat DWP adalah salah satu acara musik terbesar di Indonesia yang dihadiri ribuan orang, termasuk wisatawan asing. Dugaan adanya penyalahgunaan wewenang di tempat umum yang ramai seperti ini menuai kritik keras dari masyarakat dan aktivis HAM.
Menanggapi situasi tersebut, Polri bergerak cepat dengan mengeluarkan surat telegram yang memuat keputusan mutasi Kombes Mukti Juharsa. Posisi Direktur Narkoba Polda Metro Jaya kini diisi oleh Kombes Pol Nico Setiawan, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Narkoba Bareskrim Polri.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menjelaskan bahwa mutasi ini adalah bagian dari upaya menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. “Langkah ini diambil sebagai bentuk evaluasi dan penegakan disiplin. Kami tidak akan mentoleransi pelanggaran oleh anggota, terlebih yang mencoreng nama baik Polri,” ujarnya dalam konferensi pers.
Mutasi ini menuai beragam respons dari masyarakat. Sebagian besar mendukung langkah tegas yang diambil Polri, tetapi tidak sedikit yang berharap proses hukum terhadap oknum yang terlibat tetap berlanjut.
“Mutasi saja tidak cukup. Oknum yang terbukti bersalah harus dihukum agar ada efek jera,” ujar seorang warganet di media sosial.
Selain itu, banyak pihak mendesak Polri untuk melakukan pembenahan sistem internal agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Keberadaan oknum nakal dianggap mencederai upaya Polri dalam memerangi narkoba secara profesional dan transparan.
Polri menegaskan komitmennya untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, berjanji akan mengusut tuntas setiap laporan terkait dugaan pemerasan di DWP. “Kami akan memastikan setiap pelanggaran ditangani sesuai hukum yang berlaku, tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Selain itu, pihak kepolisian berencana untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan kepada anggotanya, terutama dalam tugas pengamanan di acara besar. Langkah ini diharapkan dapat mencegah terulangnya insiden serupa.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa profesionalisme dan integritas aparat penegak hukum harus selalu dijaga, terutama dalam situasi yang melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat. Mutasi Kombes Mukti Juharsa diharapkan menjadi awal dari perbaikan menyeluruh dalam tubuh Polri, khususnya di jajaran Direktorat Narkoba.
Masyarakat kini menunggu tindakan nyata dari Polri untuk memastikan keadilan ditegakkan dan citra institusi kepolisian dapat kembali pulih. Kejadian ini, meskipun mencoreng, diharapkan menjadi pelajaran berharga untuk mendorong reformasi dan peningkatan integritas di semua lini.