Bupati Bandung Ambil Sikap: Siswa Bandel dan Geng Motor Akan Masuk Barak
Fenomena kenakalan remaja di Kabupaten Bandung, khususnya keterlibatan pelajar dalam geng motor, mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengambil langkah tegas yang cukup mengejutkan: menginstruksikan guru dan kepala sekolah untuk membawa siswa bermasalah ke barak militer atau tempat pembinaan khusus. Langkah ini diyakini sebagai bentuk komitmen dalam membenahi moral generasi muda sebelum terlambat.
Teguran Tak Lagi Cukup
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus siswa terlibat tawuran, balapan liar, hingga aksi kriminal bersama geng motor semakin marak terjadi. Banyak dari mereka masih mengenakan seragam sekolah ketika tertangkap atau terekam dalam video viral di media sosial. Ironisnya, sebagian besar pelaku masih berada di bangku SMA dan SMP.
Melihat kondisi ini, Bupati Dadang menyatakan bahwa pendekatan persuasif semata sudah tak lagi memadai. “Kalau terus dibiarkan, anak-anak kita bisa tumbuh tanpa arah. Maka harus ada langkah lebih tegas. Salah satunya, bawa mereka ke barak untuk pembinaan karakter dan kedisiplinan,” ujarnya.
Peran Guru Diperkuat
Dalam arahannya, Dadang meminta para guru untuk lebih proaktif dalam menangani siswa yang menunjukkan gejala perilaku menyimpang. Ia mengajak sekolah untuk bekerja sama dengan pihak TNI, Polri, dan dinas sosial untuk memberikan pembinaan di luar lingkungan sekolah bagi siswa yang membandel, terutama yang terlibat dalam geng motor.
“Saya minta jangan ragu. Bila perlu, antar langsung ke barak. Biar merasakan pembinaan secara fisik dan mental. Ini bukan untuk menghukum, tapi menyelamatkan masa depan mereka,” tegasnya.
Langkah ini disambut beragam oleh masyarakat. Sebagian besar orang tua mendukung, menganggap ini sebagai bentuk cinta yang keras tapi perlu. Namun, ada pula pihak yang menilai perlu kehati-hatian agar pendekatan tidak menjurus ke tindakan represif berlebihan.
Pembinaan Bukan Hukuman
Pemerintah menegaskan bahwa barak yang dimaksud bukan tempat penahanan, melainkan pusat pembinaan karakter dengan pendekatan semi-militer, seperti pelatihan kedisiplinan, kerja sama tim, dan pendidikan etika. Para peserta akan mendapatkan kegiatan positif yang dirancang untuk membentuk mental kuat dan tangguh, serta membangun kembali rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Program ini juga akan menggandeng psikolog, ustaz, pelatih olahraga, hingga tokoh masyarakat untuk menciptakan pendekatan yang holistik — fisik, spiritual, dan mental.
Mencegah Lebih Baik dari Mengobati
Bupati Dadang juga menekankan bahwa langkah ini bukan solusi tunggal, melainkan bagian dari upaya lebih besar dalam mereformasi pendidikan karakter di sekolah-sekolah Kabupaten Bandung. Ia berharap sekolah dan orang tua bisa bekerja sama lebih erat dalam membentuk pribadi anak sejak dini, agar tak terjerumus pada pergaulan bebas atau kekerasan jalanan.
Langkah berani Bupati Bandung menjadi sinyal bahwa pemerintah daerah tak tinggal diam menghadapi kenakalan pelajar dan geng motor. Dengan pendekatan barak sebagai sarana pembinaan, bukan hukuman, diharapkan para siswa yang “terlanjur nakal” masih punya harapan untuk kembali ke jalan yang benar. Karena sejatinya, setiap anak berhak mendapatkan kesempatan kedua — asalkan mereka mau belajar dan berubah.