Gempa Dahsyat M 7,3 Guncang Vanuatu: 14 Nyawa Melayang, Dunia Berduka
Tragedi melanda Kepulauan Vanuatu ketika gempa berkekuatan magnitudo 7,3 mengguncang wilayah tersebut, menelan korban jiwa sebanyak 14 orang. Gempa yang terjadi pada dini hari ini juga menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan memaksa ribuan warga mengungsi demi menyelamatkan diri.
Menurut laporan Badan Meteorologi dan Geofisika, gempa terjadi pada pukul 02.15 waktu setempat. Pusat gempa berada di laut, sekitar 100 kilometer dari Port Vila, ibu kota Vanuatu, dengan kedalaman 10 kilometer. Guncangan yang kuat dirasakan hingga ke beberapa pulau terdekat, memicu kepanikan warga yang langsung berhamburan keluar rumah.
“Kami semua terbangun oleh guncangan yang sangat kuat. Dinding rumah bergoyang, dan banyak barang jatuh ke lantai,” ujar seorang warga Port Vila, John Tari, yang selamat dari kejadian ini.
Data awal menunjukkan bahwa 14 orang meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan, tertimpa material, dan terseret arus laut yang sempat naik setelah gempa. Puluhan lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Tim penyelamat kini bekerja keras untuk mencari korban yang mungkin masih terjebak di bawah reruntuhan.
Gempa juga menyebabkan kerusakan berat pada rumah-rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan. Banyak jalan utama yang terputus akibat longsor, menghambat akses tim evakuasi ke daerah terdampak. Bandara Port Vila juga dilaporkan mengalami kerusakan pada landasan pacunya, sehingga penerbangan sementara dihentikan.
Tak lama setelah gempa, peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh Pacific Tsunami Warning Center (PTWC). Gelombang kecil setinggi 0,5 meter terpantau menghantam beberapa wilayah pesisir, memaksa ribuan warga mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
Meskipun peringatan tsunami akhirnya dicabut beberapa jam kemudian, banyak warga memilih tetap berada di tempat pengungsian karena takut akan gempa susulan. Hingga kini, pihak berwenang terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada para korban.
Berita tentang gempa dahsyat ini segera memicu gelombang simpati dari berbagai penjuru dunia. Beberapa negara, termasuk Australia dan Selandia Baru, menyatakan siap mengirimkan bantuan berupa tim penyelamat, logistik, dan dukungan medis.
“Kami berdiri bersama rakyat Vanuatu dalam menghadapi bencana ini. Bantuan kemanusiaan akan segera kami kirimkan untuk meringankan beban mereka,” ujar Perdana Menteri Australia dalam sebuah pernyataan resmi.
Organisasi internasional seperti Palang Merah dan UNICEF juga telah memobilisasi timnya untuk membantu upaya pemulihan di wilayah terdampak. Bantuan berupa tenda darurat, air bersih, dan makanan mulai dikirimkan ke lokasi bencana.
Sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik, Vanuatu adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap gempa bumi dan aktivitas vulkanik. Lokasinya yang berada di lempeng tektonik aktif membuat wilayah ini sering mengalami gempa besar. Namun, gempa dengan magnitudo sebesar ini tetap menjadi peristiwa langka yang menghancurkan.
Para ahli mengingatkan bahwa penting bagi negara-negara di wilayah ini untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan infrastruktur tahan gempa guna mengurangi risiko di masa depan.
Di tengah kesedihan akibat kehilangan nyawa dan harta benda, warga Vanuatu tetap menunjukkan semangat solidaritas. Komunitas lokal saling membantu, sementara pemerintah dan organisasi internasional berkolaborasi untuk mempercepat pemulihan.
Tragedi ini mengingatkan dunia akan kekuatan alam yang tak terduga dan pentingnya kesiapan menghadapi bencana. Untuk Vanuatu, jalan menuju pemulihan mungkin panjang, tetapi dengan bantuan dan dukungan global, harapan akan kembali menyala di negeri kecil di tengah Samudra Pasifik ini.